Judul : Shalahudin Al Ayyubi Sang Penakluk Yerusalem
Pengarang :
Abdul Latif Talib
Penerbit :
Salamadani
No. ISBN :
978-602-8818-07-4
Tahun Terbit :
2008
Katagori :
Religius
Tebal :
328 halaman
Terlahir sebagai seorang pemuda di daerah Tikrit,
Irak pada 543 Hijriah atau 1138. Namanya adalah Shalahudin Al Ayyubi. Sejak
kecil, Shalahudin dibekali ilmu peperangan oleh ayah saudaranya yang bernama
Assadudin (seoarang panglima perang). Sementara, ayahnya membekali ilmu agama
kepada Shalahudin. Sejak kecil, kehidupan dia sama seperti anak-anak lain pada
umumnya. Ketika beranjak dewasa, dia menjadi pemuda yang mahir menunggang kuda
serta bergabung dengan pasukan berkuda di
Allepo.
Shalahudin Al Ayyubi telah berubah menjadi seorang
yang terdepan dalam membela Islam. Dia bercita-cita merebut kembali Baitul
Maqdis (Yerusalem) dari kekuasaan Kristen. Bahkan dia pernah melontarkan
pernyataan, “Siapa pun yang mengusai Palestina (Yerusalem), dia akan menguasai
dunia”. Tidak hanya sekedar kata, dia berhasil mewujudkan tekadnya menjadi
kenyataan setelah 83 tahun lepas dari genggaman umat muslim dengan penuh
perjuangan panjang yang melelahkan.
Puncak perjuangan Shalahuddin yaitu ketika
pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Salib di Hittin pada 4 Juli 1197 M.
Kesuksesan ini menjadikan jatuhnya Baitul Maqdis kepada pasukan Islam. Sejak
saat itulah umat Islam di Yerusalem tidak lagi dianiaya bahkan dibunuh oleh
pasukan Salib. Shalahudin Al Ayyubi pun dikenal dalam sejarah perjuangan agama
Islam.
Novel yang ditulis oleh Abdul Latip Talib yang
merupakan orang negeri jiran Malaysia ini berisi tentang perjuangan seorang
panglima perang Shalahudin Al Ayyubi dalam menaklukan Yerusalem. Pengarang
menggunakan sudut pandang orang ketiga pelaku utama dalam novel tersebut. Alur
cerita yang digunakan pun adalah alur maju dengan penokohan yang sangat rinci
dengan latar cerita ala timur tengah. Dalam menggunakan diksi pengarang
menonjolkan unsur-unsur Islami yang baik.
Kelebihan dari novel ini adalah penjelasan penokohan
yang sangat rinci. Setiap karakter yang terkait dengan peristiwa dijelaskan
dengan spesifik, sepak terjang setiap panglima-panglima perang dijelaskan
dengan bervariasi dengan ciri khas yang dimilikinya masing-masing. Dalam
penggunaan diksi, pengarang menonjolkan unsur-unsur Islami sehingga memberikan
khasanah nilai-nilai Agama islam dan meningkatkan nilai religi pembacanya. Alur
maju yang digunakan pengarang dalam menceritakan peristiwanya pun disajikan
dengan baik, sehingga kronologi tiap peristiwa dapat ditangkap dengan baik oleh
pembaca. Kekurangannya, latar cerita kurang diuraikan secara tajam. Sehingga
pembaca tidak dapat menggambarkan dan mengimajinasikan latar dengan bagus dan
aplikatif. Namun meskipun bergitu, pengarang berhasil membawa pembaca terlibat
langsung dalam peristiwa yang ada. Sehingga pembaca terpengaruh untuk tetap
membacanya.
Novel ini sangat dianjurkan dibaca oleh para pemuda
Islam agar dapat meningkatkan nilai religi pembacanya dan memotivasi pemuda
Islam agar menjadi pemuda yang tangguh dan selalu cinta terhadap agamanya.
0 komentar:
Posting Komentar